Standard Operating Procedure & Pedoman / Kerangka Kerja pada Pengelolaan TI seperti COBIT, ITIL, ISO/IEC 38500, ISO/IEC 27001, CMMI, Balanced Scorecard, dan Six Sigma
RINGKASAN
SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)
Sop (Standard Operating
Procedure) adalah adalah prosedur yang spesifik pada
operasi bisnis tertentu yang menggambarkan aktivitas yang perlu dilakukan untuk
menyelesaikan tugas, terkait dengan aturan industri tertentu, kesesuaian dengan
aturan hukum, atau standar eksekusi bisnis.
Semua dokumen yang memuat instruksi
“how to” dapat dikategorikan pada SOP.
Standar Operasional Prosedur
(SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh
hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-rendahnya.
SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan
prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir (Laksmi,
2008:52).
Pengertian SOP Menurut Para Ahli:
·
Menurut Arini T
Soemohadiwidjojo (2004) SOP adalah panduan yang
digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan
berjalan dengan konsisten, efektif, efisien, sistematis dan terkelola dengan
baik.
·
Menurut M. Budiharjo (2014) SOP adalah tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu
yang bersifat rutin, tetap dan tidak berubah-ubah yang dibakukan kedalam sebuah
dokumen tertulis.
·
Menurut Sailendra SOP adalah panduan kerja yang berguna untuk memastikan kegiatan
operasional suatu organisasi / perusahaan agar berjalan dengan baik dan lancar.
Tujuan Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:30) :
1.
Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan
kinerja atau kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam
melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2.
Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
3.
Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan
(dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4.
Merupakan parameter untuk menilai mutu
pelayanan.
5.
Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan
sumber daya secara efisien dan efektif.
6.
Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari petugas yang terkait.
7.
Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan
menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal
praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah
sakit dan petugas.
8.
Sebagai dokumen yang digunakan untuk
pelatihan.
9.
Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat
revisi SOP yang baru.
Manfaat dari SOP antara
lain adalah :
1.
Sebagai standarisasi cara
kerja untuk menyelesaikan suatu tugas khusus
2.
Mengurangi kesalahan serta
kelalaian
3.
Membantu staff untuk lebih mandiri
4.
Memberikan akuntabilitas
5. Menyediakan ukuran standard
kinerja bagi pegawai
Tahapan penting penyusunan SOP adalah
(Atmoko T., 2012):
1.
Analisis sistem dan prosedur kerja
2. Analisis tugas yang meliputi: analisis tugas terkait, deskripsi tugas, spesifikasi tugas, penilaian
tugas, dan pengukuran kerja.
3.
Analisis prosedur kerja.
Proses utama penyusunan SOP terdiri atas tiga
kegiatan utama yaitu: Requirement
discovery yang memuat identifikasi masalah dan pemecahannya, data modeling yaitu teknik mendokumentasikan
data, dan process modeling, berupa
teknik organisasi dan dokumentasi struktur dan data pada seluruh proses,
kebijakan dan prosedur yang akan diimplementasikan.
Contoh SOP Kasir Minimarket
1.
Petugas/ penanggung jawab:
kasir
2.
Prosedur pelayanan dan tugas
kasir
·
Melayani konsumen dengan
senyum, ramah, cepat, dan akurat.
·
Scan barcode Apabila terjadi kendala, ketik kode secara manual.
·
Bertanya pada konsumen
apakah hendak menambah barang belanjaan.
·
Tawarkan produk-produk promo
kepada konsumen.
·
Barang yang sudah di-scan langsung
dimasukkan ke dalam plastik.
·
Sebutkan jumlah nominal uang
yang harus dibayarkan oleh konsumen.
·
Ketika menerima uang, hitung
di hadapan konsumen dan sebutkan jumlahnya.
·
Bila ada uang kembalian,
sebutkan nominalnya secara jelas pada konsumen. Pastikan memberikan uang
kembalian secara tepat.
·
Berikan struk belanja kepada
konsumen.
·
Ucapkan terima kasih kepada
konsumen.
·
Menghitung uang sekaligus
mencocokkan jumlahnya dengan data penjualan.
·
Membuat laporan keuangan dan
menyetorkan uang kepada pemilik minimarket.
PEDOMAN / KERANGKA KERJA PADA PENGELOLAAN TI
Seperti : COBIT, ITIL, ISO/IEC 38500, ISO/IEC 27001,
CMMI, BALANCED SCORECARD, dan SIX SIGMA
1. COBIT
Konsep dasar dari kerangka kerja COBIT adalah bahwa
kendali untuk TI di dekati dengan melihat informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung sasaran dan kebutuhan bisnis dan melihat informasi sebagai hasil
perpaduan dari berbagai sumberdaya TI yang harus dikelolal melalui proses TI.
Untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan bisnis akan informasi, maka kendali
yang tepat untuk pengukuran harus di definisikan, diimplementasikan dan
dipantau ke seluruh sumber-sumber daya tersebut.
Berikut adalah struktur dasar COBIT
:
Kerangka kerja COBIT merupakan kumpulan praktek-praktek terbaik
(best practices) dan bersifat generik, digunakan sebagai acuan dalam menentukan
sasaran kendali (control objectives) dan proses-proses TI yang diperlukan
dalam pengelolaan TI.
Kerangka kerja COBIT terdiri dari 3 level control
objectives dimulai dari level paling bawah yaitu activities.
Activities
merupakan kegiatan rutin yang memiliki konsep siklus hidup. Selanjutnya
kumpulan activites dikelompokkan dalam proses TI (processes), kemudian
proses-proses TI yang memiliki permasalahan yang sama dikelompokkan ke dalam
domain (domains).
Kerangka kerja COBIT mengidentifikasi 34 proses TI
(Gambar dibawah) yang dikelompokkan ke dalam 4 domain utama, yaitu :
domain
Planning and Organisation (PO),
Acquisition and Implementation (AI),
Delivery
and Support (DS), dan
Monitoring (M).
Setiap domain memiliki karakteristik yang
berbeda.
Pedoman manajemen COBIT (COBIT Management guidelines)
berisi pedoman dan arahan manajemen dalam hal pengontrolan dan pengukuran
proses TI. Pedoman manajemen COBIT terdiri dari
Model Maturity, Critical Success Factors (CSF),
Key Goal Indicators (KPI), dan Key
Performance Indicators (KPI).
2. ITIL
Perpustakaan Infrastruktur Teknologi
Informasi atau ITIL adalah pendekatan manajemen layanan TI yang diakui secara
global di perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
Kerangka kerja ITIL diambil
dari praktik terbaik yang diikuti oleh sektor publik dan swasta di seluruh
dunia.
ITIL
mendapatkan perhatian di seluruh dunia dan berada di tengah berkembangnya
prinsip-prinsip manajemen layanan TI.
Meskipun DevOps dan metodologi lainnya
sedang diimplementasikan dalam layanan TI belakangan ini, tetapi tidak ada yang
mendekati ITIL dengan pedoman komprehensif dan praktik terbaiknya.
Memiliki
pengetahuan tentang ITIL adalah hal yang baik, tetapi mengetahui bagaimana
menerapkan kerangka kerja ITIL untuk layanan TI Anda yang selaras dengan
strategi bisnis organisasi adalah hal lain.
Ini mengharuskan semua orang untuk
berada pada halaman yang sama, dan mendapatkan dukungan dari manajemen senior
menuju implementasi ITIL.
Berikut
merupakan pedoman agar implementasi ITIL Anda berhasil. Jika Anda dapat
melakukannya dengan cara yang benar, maka Anda akan melihat manfaat dari ITIL
untuk layanan TI Anda dan bagaimana Anda bisa mendapatkan lebih banyak dari
departemen TI Anda.
3. ISO / IEC 38500
ISO / IEC 38500 adalah suatu standar internasional untuk
Tata kelola teknologi informasi yangditerbitkan bersama oleh Organisasi
Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan InternationalElectrotechnical
Commission (IEC).
Ini menyediakan kerangka kerja bagi pemerintahan yangefektif
TI untuk membantu mereka pada tingkat tertinggi dari organisasi untuk memahami
danmemenuhi kewajiban hukum, peraturan, dan etika mereka dalam hal penggunaan
organisasi mereka IT.
ISO / IEC 38500 berlaku
untuk organisasi dari semua ukuran. Standar ini memberikan prinsip- prinsip
panduan untuk direktur organisasi pada penggunaan efektif, efisien, dan dapat
diterimaTeknologi Informasi (TI) dalam organisasi mereka.
Hal ini diatur menjadi tiga
bagian utama,khususnya, Cakupan, dan Framework.Kerangka kerja ini terdiri dari
definisi, prinsip dan model. Ini menetapkan enam prinsip tata kelola perusahaan
yang baik dari IT :
- Tanggung jawab
- Strategi
- Akuisisi
- Kinerja
- Kesesuaian
- Perilaku manusia.
- Tanggung jawab
- Strategi
- Akuisisi
- Kinerja
- Kesesuaian
- Perilaku manusia.
Standar ISO 38500
menunjukkan bahwa direktur suatu organisasi memiliki tiga tugas, yaitu :
a. mengevaluasi penggunaan TI saat ini dan di masa depan;
b. menyiapkan dan mengimplementasikan rencana dan mengelola kebijakan untuk memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis;
c. memantau sejauh mana kebijakan diikuti dan kinerja TI memenuhi rencana.
a. mengevaluasi penggunaan TI saat ini dan di masa depan;
b. menyiapkan dan mengimplementasikan rencana dan mengelola kebijakan untuk memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis;
c. memantau sejauh mana kebijakan diikuti dan kinerja TI memenuhi rencana.
4. ISO/IEC
27001
ISO/IEC
27001 merupakan standar internasional untuk Sistem Manajemen Kemanan Informasi
(SMKI).
Sebelumnya sebagian besar diangkat berdasarkan BS 7799 yang umum
digunakan sejak tahun 1995 yang terkait dengan pengelolaan keamanan informasi.
ISO 27001 lebih dikenal dengan ISMS (Information Security Management Systems)
dan merupakan standard yang lebih banyak dipakai untuk melakukan tata kelola keamanan
informasi pada sebuah organisasi.
ISO 27001 juga menyediakan kerangka kerja
untuk netralitas penggunaan tehnologi, netralitas sistem manajemen pengelolaan
rekanan, yang memungkinkan suatu organisasi dapat memastikan, bahwa pengukuran
keamanan informasi adalah efektif.
Hal ini termasuk kemampuan mengakses data
secara berkelanjutan, kerahasiaan dan integritas atas informasi yang dimiliki
dan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan, demikian pula dengan kesesuaian
hukum.
Disamping persyaratan utama, standar 27001 mensyaratkan penetapan
sasaran kontrol dan kontrol — kontrol keamanan informasi meliputi 14 area
pengamanan sebagai berikut:
1) Kebijakan keamanan informasi
2) Organisasi keamanan informasi
3) Sumber daya manusia menyangkut keamanan informasi
4) Manajemen aset
5) Akses kontrol
6) Kriptographie
7) Keamanan fisik dan lingkungan
8) Keamanan operasi
9) Kemanaan Komunikasi
10) Pengadaan/akuisisi, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi
11) Hubungan dengan pemasok
12) Pengelolaan insiden keamanan informasi
13) Manajemen kelangsungan usaha (business continuity management)
14) Kepatuhan
1) Kebijakan keamanan informasi
2) Organisasi keamanan informasi
3) Sumber daya manusia menyangkut keamanan informasi
4) Manajemen aset
5) Akses kontrol
6) Kriptographie
7) Keamanan fisik dan lingkungan
8) Keamanan operasi
9) Kemanaan Komunikasi
10) Pengadaan/akuisisi, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi
11) Hubungan dengan pemasok
12) Pengelolaan insiden keamanan informasi
13) Manajemen kelangsungan usaha (business continuity management)
14) Kepatuhan
5. CMMI
Capability Maturity Model Integration,
Framework CMMI merupakan singkatan dari Capability Maturity Model Integration,
merupakan model yang sudah terkenal secara global sebagai model referensi yang
dikembangkan melalui best practices yang memberikan petunjuk untuk meningkatkan
proses yang dapat memenuhi target bisnis dari suatu organisasi.
Model ini
dikembangkan oleh pakar di industri, pemerintahan, dan Software Engineering
Institute (SEI).
CMMI meningkatkan proses suatu organisiasi dengan menunjukkan keuntungan
terukur dari tujuan bisnis dan visinya. Suatu organisasi dapat
mengorganisasikan dan memprioritaskan metodologi, SDM, dan aktivitas bisnisnya
melalui kerangka kerja yang diberikan oleh CMMI.
Kerangka kerja ini mendukung
koordinasi antar aktivitas yang multidisiplin dan pemikiran yang sistematis.
CMMI adalah kerangka kerja (framework) yang bisa digunakan untuk mengembangkan
proses di dalam perusahaan.
6. BALANCED SCORECARD
Kartu skor berimbang (bahasa Inggris:
balanced scorecard, BSC) adalah suatu metode untuk pengukuran dan penilaian
kinerja suatu perusahaan dengan mengukur empat perspektif yaitu:
perspektif
keuangan,
perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal,
perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan.
Suatu konsep untuk mengukur apakah
aktivitas-aktivitas operasional suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil
sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan strategi.
BSC pertama
kali dikembangkan dan digunakan pada perusahaan Analog Devices pada tahun 1987.
Dengan tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga masalah
manusia, BSC membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu
perusahaan yang pada gilirannya akan membantu organisasi untuk bertindak sesuai
tujuan jangka panjangnya.
Sistem manajemen strategis membantu manajer untuk
berfokus pada ukuran kinerja sambil menyeimbangkan sasaran finansial dengan
perspektif pelanggan, proses, dan karyawan.
Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard
terkait pada tiga area berikut:
1. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini.
1. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini.
2. Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal.
Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang
tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif
mengimplementasikan strategi.
3. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue.
Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif
dan bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang
lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada
pencapaian indikator lag.
Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses
dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa merepresentasikan
indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan.
Suatu scorecard harus
berisi campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa
disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan
diraih.
Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan
perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut
berdampak pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.
7. SIX SIGMA
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru
yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management ( TQM ), sangat
terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi
perusahaan secara keseluruhan.
Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat
produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya.
Six sigma
juga disebut sistem komprehensive - maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu,
dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.
Six Sigma disebut
strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin
ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control) dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya,
seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram.
Kesuksesan peningkatan
kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi
dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six
sigma.
Kerangka kerja yang biasa digunakan adalah:
COBIT: Diterbitkan oleh ISACA, COBIT adalah kerangka kerja komprehensif “secara global telah menerima praktik, analytical tools and models” yang dirancang untuk tata kelola dan pengelolaan TI perusahaan. Dengan dasar dalam audit TI, ISACA memperluas lingkup COBIT selama bertahun-tahun untuk mendukung tata kelola TI. Versi terbaru adalah COBIT 5, yang banyak digunakan oleh organisasi dan berfokus pada manajemen risiko dan mitigasi.
COBIT: Diterbitkan oleh ISACA, COBIT adalah kerangka kerja komprehensif “secara global telah menerima praktik, analytical tools and models” yang dirancang untuk tata kelola dan pengelolaan TI perusahaan. Dengan dasar dalam audit TI, ISACA memperluas lingkup COBIT selama bertahun-tahun untuk mendukung tata kelola TI. Versi terbaru adalah COBIT 5, yang banyak digunakan oleh organisasi dan berfokus pada manajemen risiko dan mitigasi.
ITIL: Merupakan singkatan dari Information
Technology Infrastructure Library, ITIL berfokus pada manajemen layanan TI.
Bertujuan untuk memastikan bahwa layanan TI mendukung proses utama bisnis. ITIL
terdiri dari lima praktik terbaik manajemen untuk strategi layanan, desain,
transisi (seperti change management), operation dan operation and continual
service improvement.
COSO: Model ini digunakan untuk mengevaluasi
pengendalian internal dari Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission (COSO). COSO tidak hanya terfokus pada layanan TI inilah
yang membedakan COSO dengan kerangka kerja lainnya, ia lebih terfokus pada
aspek bisnis seperti manajemen risiko perusahaan (ERM) dan fraud deterrence.
CMMI: Capability Maturity Model Integration,
yang dikembangkan oleh Software Engineering Institute, adalah pendekatan untuk
peningkatan kinerja. CMMI menggunakan skala 1 hingga 5 untuk mengukur kinerja
organisasi, kualitas dan tingkat kematangan profitabilitas. Menurut Calatayud,
“memungkinkan untuk mengkolaborasikan mode dan pengukuran obyektif untuk
digabungkan dalam mengukur risiko yang sifatnya kualitatif.”
FAIR: Factor Analysis of Information Risk
(FAIR) adalah model yang relatif baru bertujuan untuk membantu organisasi dalam
mengukur risiko. Fokusnya adalah pada cyber security dan operational risk,
dengan tujuan untuk membuat keputusan yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
https://netsolution.co.id/standarit-dan-framework-dalam-manajemen-ti/
Comments
Post a Comment